ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. HERO SUPERMARKET Tbk

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. HERO SUPERMARKET Tbk

ABSTRAK

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisis mengenai aliran dana yang memperbesar dan memperkecil modal kerja. Aliran dana yang memperbesar modal kerja disebut sumber-sumber modal kerja yang terdiri dari: berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal dan adanya keuntungan dari operasi perusahaan, sedangkan aliran dana yang memperkecil modal kerja disebut penggunaan modal kerja yang terdiri dari: bertambahnya aktiva tetap, berkurangnya hutang jangka panjang, berkurangnya modal, pembayaran deviden tunai dan adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Maksud utama dari analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaimana modal kerja tersebut digunakan dan dibelanjai. Penulisan analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Hero Supermarket Tbk maka dapat diketahui kenaikan dan penurunan modal kerja PT. Hero Supermarket Tbk pada tahun 2009 – 2011.

PENDAHULUAN

Modal kerja adalah salah satu faktor yang sangat penting artinya bagi perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Analisis laporan keuangan sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang dari mana sumber-sumber dan penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang dengan pesat di Indonesia maka tidak sedikit perusahaan yang berhasil mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga dapat berkembang lebih maju tapi tidak sedikit pula perusahaan yang hidupnya tidak bisa berlangsung lama. Untuk memajukan usahanya perusahaan tersebut mempunyai tujuan pokok yaitu memperoleh laba yang semaksimal mungkin sehingga kegiatan usahanya tidak terlepas dari penggunaan modal kerja yang optimal.

Setiap perusahaan menginginkan hasil penjualan produksinya meningkat sehingga modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan akan kembali dalam jangka waktu yang pendek dan dengan laba yang optimum. Maka kebutuhan modal kerja harus dapat diperhitungkan dengan tepat waktu oleh seorang manajer, supaya jangan sampai berlebihan dan kekurangan, karena apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.

Dalam hal ini perubahan posisi modal kerja perlu mendapatkan perhatian dalam membuat analisis tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, sumber-sumber dan penggunaan modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam mempertimbangkan kemungkinan yang dapat dicapai pada waktu yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Modal Kerja

Pada dasarnya modal kerja atau working capital merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan. Setiap manajer harus merencanakan beberapa besar aktiva lancar yang harus dimiliki perusahaan setiap bulan bahkan tahun dan darimana aktiva lancar tersebut harus dibiayai. Oleh karena itu manajer selalu mengelola modal kerja perusahaan agar operasional perusahaan lebih optimal dan efisien.

Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010 : 112) “Modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai. Adapun modal kerja itu dapat diperoleh dari modal sendiri ataupun dari pinjaman bank”.

Menurut D. Agus Harjito dan Martono (2011 : 74) “ Modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari.”

Menurut Kasmir (2011 : 249) “ Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.”

Menurut Bambang Riyanto (2008 : 351) “ Modal Kerja atau Gross Working Capital adalah Kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar.”

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri (2002 : 35) “ Modal Kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.

Konsep Modal Kerja

Seperti yang dikutip dalam Bambang Riyanto ada tiga konsep modal kerja yaitu:

1. Modal Kerja Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar, sehingga disebut modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka pendeknya. Misal: kas, efek, piutang, persediaan.

2. Modal Kerja Kualitatif

Modal kerja dalam konsep ini adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan.

3. Modal Kerja Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan perusahaan dalam mencapai laba. Misal: kas, piutang dagang, persediaan barang dagang, penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung, sedangkan efek baru menjadi modal kerja jika sudah terjual.

Ada 2 konsep secara umum modal kerja Menurut Kasmir (2011 : 251), yaitu :

1. Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital)

Adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.

2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Adalah seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar.

Jenis Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja perusahaan ditentukan oleh aktivitas produksi dan kapasitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila kapasitas produksi berubah maka modal kerja yang dibutuhkan juga mengalami perubahan. Menurut AW Taylor modal kerja dibedakan menjadi:

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen dibedakan menjadi:

2. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar dapat terus beroperasi.

3. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal.

4. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Adalah modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari:

5. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)

Modal kerja yang berubah sesuai perubahan musim atau permintaan. Misalnya permintaan yang besar pada waktu hari raya.

6. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)

Modal kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtur. Jumlah modal kerja berubah-ubah sesuai kondisi perekonomian.

7. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Modal Kerja

Menurut Kasmir (2011 : 254) modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja, yaitu;

1. Jenis Perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa. Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.

2. Syarat Kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit.

3. Waktu Produksi

Jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama makin waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

4. Tingkat Perputaraan Persediaan

Tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.

Sumber-Sumber Modal Kerja

Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang merupakan sumber modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan bertambah. Unsur-unsur tersebut meliputi :

1. Berkurangnya aktiva tetap

Berkurangnya aktiva tetap kemungkinan karena dijual atau karena depresiasi. Penjualan aktiva tetap akan menambah uang kas, sehingga akan menambah modal kerja. Demikian pula depresiasi aktiva tetap. Depresiasi ini merupakan aliran kas masuk yang akan menambah modal kerja perusahaan.

2. Bertambahnya hutang jangka panjang

Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. Jika kas bertambah, maka modal kerja akan bertambah.

3. Bertambahnya modal sendiri

Jika perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), modal sendiri dapat berupa saham biasa, saham preferen, cadangan-cadangan dan laba ditahan. Perusahaan yang menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan mendapatkan uang kas sebagai sumber modal kerja.

4. Bertambahnya keuntungan dari operasi perusahaan

Keuntungan (laba) yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber modal kerja karena keuntungan tersebut akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada kenaikan laba ditahan maka didalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan sumber modal kerja.

Penggunaan Modal Kerja

Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang merupakan penggunaan modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan berkurang. Unsur-unsur tersebut meliputi :

1. Bertambahnya aktiva tetap

Aktiva tetap yang bertambah dapat disebabkan karena ada pembelian. Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas, sehingga bertambahnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai penggunaan modal kerja.

2. Berkurangnya hutang jangka panjang

Apabila perusahaan membeli kembali obligasi yang telah jatuh tempo atau melunasi hutang jangka panjangnya, maka uang kas perusahaan akan berkurang. Berkurangnya hutang jangka panjang dalam hal,ini merupakan penggunaan modal kerja.

3. Berkurangnya modal sendiri

Seperti obligasi perusahaan membeli kembali saham biasa atau saham preferen maka diperlukan sejumlah kas. Oleh karena itu saham yang berkurang berarti modal sendiri perusahaan berkurang. Berkurangnya modal sendiri tersebut memerlukan kas yang merupakan penggunaan modal kerja.

4. Adanya pembayaran deviden kas

Deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham dapat berupa saham, properti maupun kas. Deviden yang dibayarkan dalam bentuk kas akan mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu deviden kas ini merupakan penggunaan modal kerja.

5. Adanya kerugian

Kerugian yang diderita perusahaan akibat dari biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima Kerugian ini harus ditutupi dengan kas oleh perusahaan. Oleh karena itu kas yang digunakan untuk menutup kerugian tersebut merupakan penggunaan modal kerja.

Penyajian Laporan Modal Kerja

Untuk menyajikan laporan sumber dan penggunaan modal ini, langkah yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut.

  1. Mendapatkan laporan keuangan Neraca dan laba/rugi untuk dua periode. Untuk laba/rugi dapat digunakan satu periode;
  2. Kedua laporan ini dibandingkan dan dihitung  perubahannya, naik turunnya. Biasanya dibuat dalam kertas kerja;
  3. Transaksi debit (penurunan utang, modal, dan kenaikan aset yang tidak lancar) merupakan data untuk menunjukkan pos penggunaan dana dan Transaksi kredit (penggunaan aset tidak lancar, kenaikan utang jangka panjang, dan kenaikan modal), merupakan data untuk menyusun penggunaan dana
  4. Dalam menyajikan laporan ini biasanya di bawah disajikan juga komposisi modal kerjanya yang merupakan perubahan keseluruhan pos aktiva dan utang lancar. Kenaikan dan penurunannya akan sama dengan kenaikan dan penurunan dana baik dalam arti kas maupun dalam arti modal kerja.

Berikut bentuk tabel laporan perubahan modal kerja dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja :

Tabel 2.1

Laporan Perubahan Modal Kerja

31 Desember 2009-2011

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan                                                 2009     2010     2011             Perubahan

Debit   Kredit

Aktiva Lancar

Kas                                                                   XXX    XXX    XXX

Piutang                                                             XXX    XXX    XXX

Persediaan                                                        XXX    XXX    XXX

Jumlah Aktiva Lancar                                      XXX    XXX    XXX

Hutang Lancar

Hutang Dagang                                                XXX    XXX    XXX

Hutang Perniagaan                                           XXX    XXX    XXX

Jumlah Hutang Lancar                                     XXX    XXX    XXX

Modal Kerja                                                     XXX    XXX    XXX

Bertambahnya/berkurangnya Modal Kerja                                         XXX    XXX

XXX     XXX

Tabel  2.2

Laporan Sumber-Sumber dan penggunaan Modal Kerja

31 Desember 2009-2011

(dalam jutaan rupiah)

Sumber-sumber

                 Penggunaan
Dana berasal dari operasi

Keuntungan

(-) Aktiva Tetap

(+) Hutang Tetap

(+) ModalCash deviden

(+) Aktiva Tetap

(-) Hutang Jangka Panjang

(-) Modal

Adanya Kerugian Operasi

Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis mengambil objek dari

Perusahaan      : PT. HERO SUPERMARKET Tbk

Alamat                        : Jl. Gatot Subroto Kav. 177A, Jakarta Selatan

Alat Analisis Yang Digunakan

Analisis data penulisan ilmiah ini menggunakan analisis neraca yang diperbandingkan dala 2 periode, dan memilahya menjadi sumber dan penggunaan modal kerja.

PEMBAHASAN

SUMBER

PENGGUNAAN

2009/2010

Piutang lain-lain pihak ketiga

2,254

Aktiva tetap

163,419

Biaya dibayar dimuka

17,587

Aktiva lain-lain

37,947

Goodwill

3,935

Kewajiban imbalan kerja

47,289

Aktiva pajak tangguhan

20,548

Penghasilan Tangguhan

3,217

Saldo laba yang dicadangkan

5,000

Saldo laba yg belum dicadangkan

216,909

Kenaikan Modal Kerja

20,795

TOTAL

269,450

TOTAL

269,450

2010/2011

Piutang lain-lain pihak ketiga

2,865

Aktiva tetap

69,798

Aktiva pajak tangguhan

7,445

Aktiva lain-lain

73,264

Penghasilan Tangguhan

2,392

Biaya dibayar dimuka

142,223

Kewajiban Diestimasi

1,306

Kewajiban imblan kerja

18,549

Saldo laba yg belum dicadangkan

273,586

Penurunan Modal Kerja

16,240

TOTAL

303,834

TOTAL

303,834

Dari hasil analisis diatas dapat digabungkan menjadi satu tabel analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Untuk menyesuaikan antara sumber dan penggunaan modal kerja pada tahun 2009 s/d 2011, sebagai berikut :

  • 2009/2010

Kenaikan modal kerja sebesar Rp 20,795 diakumulasi dengan penggunaan modal kerja sebesar Rp 248,655 sehingga sesuai dengan sisi sumber modal kerja sebesar Rp 269,450

  • 2010/2011

Penurunan modal kerja sebesar Rp 16,240 diakumulasi dengan sumber modal kerja sebesar Rp 287,594 sehingga sesuai dengan sisi penggunaan modal kerja sebesar Rp 303,834.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Hasil analisis terhadap neraca perbandingan yaitu :

Sumber modal kerja

  • 2009/2010

Sumber modal kerja akibat adanya aktiva tidak lancar berkurang sebesar Rp 44,324 yang berasal dari piutang lain-lain, biaya dibayar dimuka, goodwill dan aktiva pajak tangguhan, sedangkan bertambahnya kewajiban tidak lancar dan ekuitas sebesar Rp 225,126 yang berasal dari penghasilan tangguhan, saldo laba yang dicadangkan dan saldo laba yang belum dicadangkan. Jadi, total sumber modal kerja sebesar Rp 269,450.

  • 2010/2011

Sumber modal kerja akibat adanya aktiva tidak lancar  berkurang sebesar Rp 10,310 yang berasal dari piutang lain-lain dan aktiva pajak tangguhan, sedangkan bertambahnya kewajiban tidak lancar dan ekuitas sebesar  Rp 277,284 yang berasal dari penghasilan tangguhan, kewajiban diestimasi dan saldo laba yang belum dicadangkan. Jadi, total sumber modal kerja sebesar Rp 287,594

Penggunaan modal kerja

  • 2009/2010

Penggunaan modal kerja akibat adanya kenaikan aktiva tetap dan aktiva lain-lain sebesar Rp 163,419 dan Rp 37,947 , serta diakibatkan oleh penurunan kewajiban imbalan sebesar Rp 47,289.

  • 2010/2011

Penggunaan modal kerja akibat adanya kenaikan aktiva tetap sebesar Rp 69,789, aktiva lain-lain Rp 73,264 dan biaya dibayar dimuka Rp 142,223, serta diakibatkan oleh penurunan kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 18,549.

Saran

Dengan demikian berdasarkan kesimpulan yang didapat maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada pihak perusahaan bahwa kendala yang timbul akibat adanya penurunan modal kerja merupakan suatu hal yang wajar terjadi dalam setiap perusahaan. Namun apabila hal tersebut dibiarkan, akan berakibat terhadap penurunan kinerja perusahaan seperti, tidak bisa memperluas penjualan dan meningkatkan produksi maka akan menghambat kegiatan perusahaan. Agar kegiatan tetap berjalan dengan lancar, pihak manajemen harus melakukan tindakan-tindakan antisipasi untuk menghindari kendala-kendala yang mungkin timbul. Untuk mengantisipasi penurunan modal kerja ditahun yang mendatang, diperlukan penjualan aktiva tetap, menambah modal, dan meningkatkan penjualan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bambang Riyanto, 2008, Dasar- dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta

Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri, 2002, Manajemen Keuangan Edisi 4, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta

Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, PT. RajaGrafindo, Jakarta

Martono dan D. Agus Harjito, 2011, Manajemen Keuangan Edisi 2, Ekonisia, Yogyakarta

Sri Dwi Ari Ambarwati, 2010, Manajemen Keuangan Lanjut, Graha Ilmu,Yogyakarta

http://scribd.com/doc/43458718/profil-PT-Hero-Supermarket-Tbk

 

Tugas Ke 7 dan 8

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Memahami perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi

Harmonisasi

  • Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
  • Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
  • Tetapi mengakomodasi beberap perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
  • Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka

Standarisasi

  • Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit
  • Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
  • Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
  • Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional

Menjelaskan pro dan kontra harmonisasi standar akuntansi internasional

Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya.

Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.

Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.

Memahami arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama atau timbal balik terhadap perbedaan standar akuntansi

1. Rekonsiliasi

Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.

2. Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)

Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

Mengidentifikasi organisasi yang mempromosikan harmonisasi dan memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi internasional

Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:

  • Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
  • Komini Uni Eropa (EU)
  • Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
  • Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
  • Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan, bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam perdagangan dan Pembangunan
  • Kelompok kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi kerja sama dan Pembangunan Ekonomi.

Forum Internasional Pengembangan Akuntansi (IFAD) mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1999. tujuan utamanya adalah untuk membangun kapasitas akuntansi dan audit di negara-negara berkembang. Yang juga penting adalah Federasi Internasional Bursa Efek (FIBV), organisasi perdagangan untuk pasar surat berharga dan derivatif yang teratur diseluruh dunia. FIBV mendorong perkembangan usaha profesional pasar keuangan. Tujuan FIBV adalah untuk menetapakan standar harmonisasi untuk proses usaha (termasuk pelaporan keuangan dan pengungkapan) dalam perdagangan surat berharga lintas batas, termasuk penawaran publik lintas batas.

BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

Tujuan IASB adalah:

  • Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipamahi dan dapat diterapkan yang mewajibkan infromasi yang berkualitas tinggi, transaparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan ekonomi.
  • Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-stnadar tersebut yang ketat
  • Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas tinggi.

Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO

IASB telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. IASC mengadopsi suatu rencana kerja untuk menghasilakn satu set inti standar berkualitas tinggi yang komprehensif.

Struktur IASB yang baru

Pada bulan November 1999 dewan IASC secara bulat menyetujui suatu resolusi yang mendukung usulan struktur baru yang intinnya adalah:

  • IASC akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen
  • Organisasi tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwakilan dan Dewan, serta Komite Interprestasi Tetap dan Dewan Penasihat Standar
  • Perwakilan akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki tanggungjawab untuk penentuan standar akuntansi

IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001. IASB telah direorganisasi, akan mencakup badan berikut:

1. Badan Wali. IASB memiliki 19 wali

  • 6 dari Amerika Utara
  • 6 dari Eropa
  • 4 dari Wilayah Asia/Pasifik
  • 3 dari wilayah lain

2. Dewan IASB

Dewan menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporan usaha. Dewan terdiri dari 14 orang anggota yang ditunjuk oleh Badan Wali untuk memberikan kombinasi terbaik yang ada dari keahlian teknik dan latar belakang pengalaman bisnis internasional dan kondisi pasar yang relevan.

3. Dewan Penasihat Standar

Dewan Penasihat Standar ditunjuk oleh perwakilan, terdiri dari: 30 atau lebih anggota yang memiliki latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui.

4. Komite Interprestasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC)

IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC menginterprestasikan penerapan standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan internasional dalam konteks kerangka dasar IASB, menerbitkan rancangan interprestasi dan mengevaluasi komentar atasnya dan memperoleh persetujuan dewan untuk interprestasi akhir. Penerapan standar Internasional Standar akuntansi internasional digunakan seagai hasil dari

  • Perjanjian internasional atau politis
  • Kepatuhan secara sukarela
  • Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional

Semakin banyak jumlah perusahaan yang memutuskan bahwa untuk kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan IFRS meskipun tidak diwajibkan. Banyak negara saat ini telah memperbolehkan perusahaan untuk mendasarkan laporan keuangan mereka pada IFRS dan beberapa negara mengharuskannya.

Apabila standar akuntansi diterapakan melalui prosedur politik, hukum atau aturan, umumnya aturan wajib yang mendorong proses ini. Pihak-pihak yang berkepentingan menentukan apa saja aturannya dan bagaimana aturan ini harus diimplementasikan.

Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diteima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasioanl harus jadi rujukan pertama.

Mendeskripsikan pendekatan baru Uni Eropa dan mengkaitkannya dengan integrasi pasar keuangan Eropa

Komisi mengumumkan bahwa EU perlu untuk bergeraksecara tepat dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan yang sedang berupaya untuk melakukan pencatatan di AS dan pasar dunia lainnya akan tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar akuntansi EU. EC juga menekankan agar EU memperkuat kommimenya terhadap proses penentuan standar internasional, yang menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional.

Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan keuangan yang baru. Hal yang menarik dari strategi ini adalah usulan aturan bahwa seluruh perusahaan EU yang tercata dalam pasar teregulasi, termasuk bank, perusahaan asuransi dan SME (perusahaan berukuran kecil dan menengah), menyusu akun-akun konsolodalis sesuai dengan IFRS

Sumber :

http://azivaziv.wordpress.com/2012/09/28/harmonisasi-akuntansi-internasional/

http://0wi3.wordpress.com/2012/05/18/harmonisasi-akuntansi-internasional/

 

 

Analisis Laporan Keuangan Internasional

 

Memahami kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional dan strategi dasar untuk pengumpulan informasi

Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.

Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional:

a. Ketersediaan informasi

Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan internasional.

b. Rekomendasi untuk melakukan analisis

Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industry dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di Negara-negara pasar berkembang.

 

Menjelaskan langkah-langkah analisis akuntansi

Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebujakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lungkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.

Langkah-langah dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:

a. Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama

b. Analisislah fleksibilitas akuntansi

c. Evaluasilah strategi akuntansi

d. Evaluasilah kualitas pengungkapan

e. Indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah

f. Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi

 

Memahami pengaruh analisis akuntansi terhadap akuntansi antar Negara dan kesulitannya dalam memperoleh informasi yang diperlukan

Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibiltas akuntansi suatu perusahaan. Berpengaruh pada kualitas  pengukuran akuntansi, dan audit yang sangat dramatis.

Dalam memperoleh data Akuntansi Internasional terdapat beberapa kesulitan, antara lain :

a. Penyesuaian depresiasi

Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.

b. Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO

Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO

c. Cadangan

Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.d. Reformulasi Laporan Keuangan

Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada point-point tsb di atas.

 

Mengenali mekanisme untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar Negara

Perbedaan antar negara dengan kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.

Beberapa pendekatan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara Internasional, atau sesuai dengan dasar sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar yang lenih umum. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasai di negara-negara tersebut.

 

Memahami kesulitan dan kelemahan dalam laporan keuangan internasional

a. Akses informasi

Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.

b. Ketepatan waktu informasi

Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.

c. Hambatan bahasa dan terminology.

d. Masalah mata uang asing.

e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.

 

Sumber :

http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/

http://febrianirika.blogspot.com/

 

Kegiatan Kursus, Workshop, dan Seminar

KURSUS BREVET A

18 Maret 2013 – 22 Maret 2013

Kampus J2, Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia

kursus brevet

WORKSHOP EXPORT IMPORT MANAGEMENT : LETTER OF CREDIT

18 Agustus 2010

Kampus J2, Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia

IMG_0594

WORKSHOP PERSONAL INCOME TAXES

28 February 2011

Kampus J2, Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia

IMG_0590

SEMINAR SPIRIT AND MOTIVATION

Depok, 11 November 2009

IMG_0586

SEMINAR MUSCICONOMY

Bekasi, 3 November 2010

Ruang Cinema Universitas Gunadarma Kampus J, Bekasi – Indonesia

 IMG_0584

SEMINAR PASAR MODAL

Bekasi, 20 Desember 2010

Ruang Cinema Universitas Gunadarma Kampus J, Bekasi – Indonesia

IMG_0585

SEMINAR DISEMINASI HASIL PENELITIAN BIDANG ILMU AKUNTANSI

4 Desember 2012

Ruang Teater J16 Kampus Kalimalang, Universitas Gunadarma

IMG_0593

Tugas ke4, 5 dan 6

PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

Menjelaskan bagaimana praktek pengungkapan akuntansi dipengaruhi oleh perbedaan tata-kelola keuangan perusahaan di suatu negara. 

Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi,tingkat pendidikan, budaya dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Aglo Amerika lainya pasar ekuitas tersebar luas antara pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan.Investor intitusional memainkan peranan penting , menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat. Pengukapan public sangatlah maju sebagai respos terhadap akuntabilitas perusahaan public. Di Negara lain seperti Prancis, Jepang, dan beberapa Negara berkembang kepemilikan saham masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank merupakan sumber utama pembiayaan perusahaan maju di pasar-pasar ini dan perbedaan besar dalam jumlah informasi yang di berikan kepada pemegang saham besar dan kreditor dengan yang diberikan kepada public masih diperbolehkan dan menetapkan disiplin perusahaan.

Memahami persoalan-persoalan penting yang mempengaruhi keputusan manajemen untuk membuat pengungkpan keputusan.

  • Konsep dasar pengambilan keputusan manajemen

Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan inf untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap2 kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh kana itu untk dpt menyediakan informasi yg relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang system informasi hrs memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.

  • Tipe kegiatam manajemen

Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi menjadi 3 bagian :

  1. Perencanaan
  2. Pengendalian manajemen
  3. Pengendalian operasi
  • Tipe keputusan manajemen

Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

  1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur
  2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur
  3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur
  1. Tipe Informasi

Sistem informasi sekarang peranannya tdk hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi informasi berupa laporan2 keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yg lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi2 perencanaan, alokasi2 sumber daya, pengukuran dan pengendalian. Laporan2 dari sistem informasi memberikan informasi kepada manajemen mengenai permasalahan2 yg terjadi didalam organisasi untuk menjadi bukti yg berguna didalam menentukan tindakan yg diambil. Sistem informasi menyediakan 3 macam tipe informasi :

  1. Informasi pengumpulan data (Scorekeeping information)
  2. Informasi Pengarahan perhatian (attention directing information)
  3. Informasi Pemecahan masalah (Problem Solving information)
  • Karakteristik Informasi

Untuk mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, maka manajemen membutuhkan informasi yg berguna. Untuk tiap2 tingkatan manajemen dengan kegiatan yg berbeda-beda, dibutuhkan informasi yg berbeda-beda pula, karakteristik informasi ini antara lain :

  1. Kepadatan Informasi
  2. Luas Informasi
  3. Frekuensi informasi
  4. Waktu Informasi
  5. Akses Informasi
  6. Sumber Informasi
  • Peran manajemen

menurut Henry Mintzberg

1. Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :

  • Figur kepala (figur head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan2 diluar organisasi.
  • Pemimpin(leader) : manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan-bawahannya.
  • Penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal2 di semua tingkatan manajemen.

2. Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg dimilikinya

3. Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2 dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.

4. Tahapan pengambilan keputusan

Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :

  1. Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
  2. Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
  3. Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
  4. Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Mengidentifikasi tujuan pengungkapan akuntansi dalam pasar ekuitas.

Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif.

Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan.

Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu:

  1. Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan.
  2. Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik.
  3. Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas.
  4. Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya.
  5. Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut.
  6. Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal.

Memahami perbedaan mendasar praktek pengungkapan keuangan perusahaan dalam berbagai aspek.

Pengungkapan sukarela

Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.

Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.

Ketentuan pengungkapan wajib

Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”

Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.

Praktik pelaporan dan pengungkapan

Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:

  • Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
  1. ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
  2. informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
  3. laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.
    Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
  • Pengungkapan segmen

Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.

  • Laporan arus kas dan arus dana
  • IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
  • Pengungkapan tanggung jawab social

Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.

Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.

  • Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan. Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :

–          ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestic

–          Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi

–          Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.

Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.

Pengungkapan tata kelola perusahaan

Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.

Pengungkapan dan pelaporan bisnis melalui intern

World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.

Pengungkapan laporan tahunan di Negara-Negara pasar berkembang

Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.

Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.

Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.

Implikasi bagi para pengguna laporan keuangan dan para manajer

Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.

Sumber :

http://anitasimarmata.blogspot.com/2011/04/praktek-pengungkapan-akuntansi.html

http://cherudin.blogspot.com/2011/04/masalah-keputusan-manajemen-dan.html

http://whindajuli.blogspot.com/2011/04/tujuan-pengungkapan-akuntansi-dalam.html

https://www.google.com/#sclient=psy-ab&q=pengungkapan+dan+pelaporan+akuntansi+internasional&oq=pengungkapan+dan+pe&gs_l=hp.1.0.0l4j0i30l3j0i5i30j0i8i30l2.635998.648741.2.651916.29.23.5.1.1.2.1805.14439.2-1j10j6j1j0j3j2.23.0…0.0…1c.1.9.hp.oyWo9b0Fczg&psj=1&bav=on.2,or.r_qf.&bvm=bv.45175338,d.bmk&fp=41ab439703ca67d&biw=1280&bih=662

TRANSLASI MATA UANG ASING

 Membedakan translasi dan konversi antar mata uang asing.

Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait yang terjadi.

Memahami istilah-istilah dalam translasi mata uang asing.

  • Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
  • Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang keuangan yang relevan.
  • Posisi aktiva bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
  • Kontrak pertukaran forward,merupakan suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa depan.
  • Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu berlokasi.
  • Kurs histories, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
  • Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
  • Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
  • Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

Mengetahui perbedaan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.

  1. Penangguhan
  2. Penangguhan dan Amortisasi
  3. Penangguhan Sebagian
  4. Tidak Ada Penangguhan

Menghitung keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.

Perspektif laporan

Anak perusahaan yang mata uang fungsionalnya adalah mata uang local beroperasi relative independen dari induk perusahaannya. Jika perusahaan multinasional tidak beroperasi sebagi satu perusahaan tunggal.

–          Apa yang terjadi dengan harga perolehan ?

Metode kurs saat ini digunakan untuk translasi mata uang asing walaupun mata uang local dianggap manjadi mata uang fungsional. Bahkan pengguna laporan keuangan tetap dapat mengerti mengenai jumlah yang digabungkan, tetap saja tidak logis secara teoretis

–          Konsep pendapatan

Pada keputusan translasi mata uang asing yang dijelaskan diatas, penyesuaian muncul dari laporan keuangan mata uang asing dan transaksi tertentu yang dibuat berhubungan langsung dengan ekuitas pemegang saham, dengan cara tidak menghitung laporan laba rugi

–          Laba terkelola

Keterangan translasi mata uang asing seperti yang baru saja dijelaskan memberikan cara untuk mengelola laba. Operasional anak perusahaan asing dapat memenuhi criteria yang berbeda. Oleh karena itu, mata uang induk perusahaan dapat dipilih menjadi mata uang fungsional.

Memahami pengaruh penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.

Walaupun sebagian besar isu teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembangan seperti ini telah berperan besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-­eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi intemasional ini.

Single Rate Method

Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku. Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku. Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran.

Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.

Multiple Rate Methods

Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.

Metode berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs histori.

Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.

Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.

Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.

Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.

Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya.

Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.

Melakukan evaluasi dan memilih metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar uang

Metode konversi mata uang diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :

1. Metode Current/Non current

Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/ non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.

Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.

2. Metode Monetary/non monetary

Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.

Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.

3. Metode temporal

Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).

Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).

4. Metode Current rate

Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.

Memahami hubungan antara translasi mata uang asing dengan inflasi.

Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.

FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.

Sumber :

http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-asing/

http://putrijayantieb14.blogspot.com/2013/04/translasi-mata-uang-asing.html

http://anasazza.blogspot.com/2012/04/translasi-mata-uang-asing-bab-6.html

http://putusandyka.wordpress.com/2011/05/10/40/

 

 

 

PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA

 A.    Memahami mengapa laporan keuangan memiliki potensi untuk menyesatkan selama periode perubahan harga.

Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi:

  1. Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
  2. Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
  3. Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan

Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :

  1. Kenaikan dalam proporsi pajak
  2. Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
  3. Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).

Indeks Harga

  1. Perubahan tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
  2. Suatu indeks harga adalah rasio biaya.

Penggunaan Indeks Harga

  1. Angka indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
  2. Angka – angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.

Objek Penyesuaian Tingkat Harga Umum

  1. Secara tradisonal, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa mengurangi kekayaannya hingga berada dibawah posisi awal.
  2. Akuntansi konvesional mengukur laba sebagai jumlah maksimum yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi modal awalnya.
  3. Selama inflasi, perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasinya yg biasanya perubahan ini muncul dari aktiva atau kewajiban moneter.

B.     Mengetahui istilah-istilah akuntansi inflasi dan memahami pengaruh penyesuaian harga terhadap laporan keuangan.

  •  Atribut.

Karakteristik kuantitatif suatu pos  yang diukur untuk keperluan akutansi. Contoh: biaya histories atau biaya penggantian merupaka atribut suatu aktiva

  • Penyesuaian biaya kini.

Nilai penyesuaian aktiva untuk perubahan  dalam harga tertentu

  • Kekayaan yang dapat dihapuskan.

Jumlah aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar awalnya aktiva bersih

  • Mekanisme Penyesuaian.

Manfaat berupa keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang

  • Ekuivalen Daya Beli Umum.

Jumlah mata uang yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum

  • Keuntungan kepemilikan suatu investasi.

Kenaikan nilai biaya kini  suatu aktiva nonmoneter

  • Hiperinflasi.

Laju inflasi yang sangat besar terjadi pada saat tingkat harga umum dalam suatu perekonomian meningkat sebesar lebih dari 25%  pertahun

  • Inflasi.

Kenaikan dalam tingkat harga umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian

  • Aktiva moneter.

Klaim terhadap jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti kas atau piutang usaha.

  • Keuntungan Moneter.

Kenaikan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama periode inflasi

  • Kewajiban moneter.

Suatu kewajiban untuk membayar jumlah mata uang yang tetap dimasa depan seperti utang usaha atau uang dengan suku bunga yang tetap

  • Kerugian Moneter.

Penurunan dalam daya beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kativa moneter selama periode inflasi

  • Penyesuian Modal Kerja Moneter.

Pengaruh perubahan harga khusus  terhadap seluruh jumlah modal kerja yang digunakan oleh sutu usaha dalam menjalankan operasinya

  • Jumlah Nominal.

Jumlah  mata uang yang belum disesuaikan dengan perubahan harga

  • Aktiva Nonmoneter.

Aktiva yang tidak menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap, dan peralatan

  • Kewajiban Nonmoneter.

Suatu utang yang tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas yang tetap dimasa depan, seperti uang muka pelanggan

  • Penyesuian Paritas.

Suatu penyesuian yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan Negara tuan rumah

  • Aktiva permanent.

Istilah di Brasil untuk aktiva tetap, gedung, investsai, beban tangguhan, dan depresiasi terkait   serta jumlah deplesi atau amortisasi

  • Indeks Harga.

Suatu rasio biaya dimana pembilang/numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang representatif dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar

  • Daya Beli.

Kemampuan umum dari suatu unit moneter untuk memeperoleh barang dan jasa

  • Laba Riil.

Laba bersih yang telah disesuaikan untuk perubahan harga

  • Biaya penggantian.

Biaya kini untuk mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha

  • Mata uang pelaporan.

Mata uang yang digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan

  • Metode nyatakan kembali-translasikan.

Digunakan pada saat suatu induk  perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak perusahaan luar negeri yang berlokasi disebuah lingkungan berinflasi

  • Perubahan Harga Khusus.
  • Metode translasikan-nyatakan kembali.

Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranlasikan akun-akun laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang induk perusahaan dan kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditanslasikan terhadap inflasi induk perusahaan

 

C.    Menentukan perbedaan model akuntansi biaya terkini dan konvensional.

Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa hargaharga (unit moneter) adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus. Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga, antara lain akuntansi harga tetap, akuntansi nilai sekarang, dan akuntansi tingkat harga umum. Akuntansi tingkat harga umum akan mengadakan restatement komponen-komponen laporan keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun sama sekali tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam akuntansi berdasarkan nilai historis.Pada prakteknya, kontroversi yang menyangkut relevansi penggunaan akuntansi tingkat harga umum masih berlanjut hingga saat ini. Beberapa argumentasi yang mendukung maupun menolak penerapan akuntansi tingkat harga umum akan disajikan dalam artikel ini. Demikian juga hasil dari dua penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi tingkat harga umum terhadap laporan keuangan akan diperbandingkan guna melihat apakah penyesuaian berdasarkan akuntansi tingkat harga umum memang diperlukan.

 

D.    Menjelaskan perbedaan akuntansi inflasi di AS, Inggris, dan Brasil.

Amerika Serikat

Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33. Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa :

  1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan,
  2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan
  3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.

FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan. Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir :

  1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
  2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
  3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
  4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
  5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
  6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
  7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
  8. Dividen per saham biasa.
  9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
  10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.

Inggris

Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan. Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :

  1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
  2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
  3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.

Brazil

Inflasi seringkali merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.

Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.

Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.

 

E.     Memahami pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi.

ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi merupakan adopsi dari IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies. IAS 29 ini berkaitan dengan penyajian kembali laporan keuangan ketika terjadi ekonomi hiperinflasi dalam mata uang pelaporan entitas. Dalam kondisi semacam ini, laporan keuangan entitas disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Selain itu, pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan, dan laba rugi atau posisi moneter neto diakui dalam laporan laba rugi dan diungkapkan terpisah.

 

F.     Mengetahui apakah dolar konstan atau biaya kini lebih baik untuk mengukur pengaruh inflasi.

Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya adalah

1.Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.

2.Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.

3.Akuntansi inflasi luar negeri.

4.Menghindari fenomena kejatuhan ganda.

 

G.    Definisi penurunan ganda (double dip) dan menjelaskan cara penangannya.

Pencegahan terjadinya double-dip

Pada saat me-restate perkiraan-perkiraan luar ngeri untuk memperhitungkan inflasi luar negeri, kehati-hatian harus dijaga untuk mencegah fenomena “double-dip”. Masalah ini

timbul dari fakta bahwa inflasi lokal memberi dampak langsung pada kurs yang digunakan dalam proses translasi. Walaupun ahli ekonomi umumnya mengasumsikan suatu hubungan terbalik antar laju inflasi internal suatu negara dengan nilai eksternal valutanya, bukti-bukti memperlihatkan bahwa hubungan seperti ini jarang terjadi, paling tidak dalam jangka pendek. Oleh karenanya besarnya penyesuaian yang dilakukan untuk menghilangkan fenomena antara kurs dengan perbedaan inflasi.

Penyesuaian inflasi terhadap harga pokok penjualan dan beban depresiasi dirancang untuk menekan laba “seperti yang dilaporkan” agar tidak terjadi overstatement laba.meskipun begitu, akibat hubungan negatif antara inflasi lokal dan nilai valuta, perubahan kurs antara laporan keuangan yang lain yang berurutan, yang pada umumnya diakibatkan oleh inflasi (paling tidak selama satu periode tertentu), akan menyebabkan perusahaan merefleksikan paling tidak sebagian dampak inflasi (yaitu penyesuaian translasi valuta), dalam laba “seperti dilaporkanya”. Jadi untuk mencegah penghitungan inflasi ganda, kerugian translasi yang telah tercermin dalam laba “seperti yang telah dilaporkan” sebuah perusahaan harus diperhitungkan sebagai bagian dari penyesuaian inflasi.

 

Sumber :

Afrizon, SE., Akt., M. Si, Akuntansi Internasional

http://ayrin-luph-gaza.blogspot.com/2011/06/pengaruh-penyesuaian-harga-terhadap.html

http://achie-achieblog.blogspot.com/2011/04/perbedaan-model-biaya-akuntansi-terkini.html

http://lhiyagemini.blogspot.com/2012/04/bab-7-resume-pelaporan-keuangan-dan.html

http://ebookbrowse.com/ed-psak-63-pelaporan-keuangan-dalam-ekonomi-hiperinflasi-pdf-d154339259

http://ninisug.blogspot.com/2011/05/nama-niswatun-amaro-npm-20207788-kelas.html

Tugas III Akuntansi Komparatif

Tugas III Akuntansi Komparatif

  1. Mengidentifikasi istilah standar akuntansi dan penentuan standar.
  2. Memahami kenapa praktek akuntansi berbeda dengan standar yang ditentukan.
  3. Mengetahui system akuntansi dinegara-negara maju (Jepang, Amerika).
  4. Mampu mengidentifikasi persamaan dan perbedaan sistem akuntansi dinegara-negara maju.

 

Istialah Standar Akuntansi dan Penentuan Standar

Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan.

Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi.

 

Praktek Akuntansi Berbeda dengan Standar yang Ditentukan

Ada empat alas an yang menjelaskan hal tersebut, antara lain:

  1. Di kebanyakan negara hukuman atas ketidak patuhan dengan ketentuan
    akauntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
  2. Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak
    daripada yang diharuskan.
  3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan
    standar akuntansi jika dengan melakukannnya operasi dan posisi
    keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
  4. Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan
    keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

 

Sistem Akuntansi Di Negara-Negara Maju

JEPANG
Akuntansi dan pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestic dan internasional. Untuk memahami akuntansi di Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha, dan sejarah Jepang. Jepang merupakan masyarakat tradisional dengan akar budaya dan agama yang kuat. Perusahaan-perusahaan Jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan seringkali bersama-sama memiliki perusahaan lain.

Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang-undang, yaitu ;

  1. Hukum komersial,
  2. Undang-undang pasar modal,
  3. Undang-undang pajak penghasilan perusahaan.

Pelaporan Keuangan

Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal- hal berikut :

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Usaha

4. Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba Ditahan

5. Skedul Pendukung.

Pengukuran Akuntansi

Kebanyakan prakrik akuntansi yang sebelumnya dijelaskan dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari Perubahan Besar dalam Akuntansi seperti yang disebutkan sebelumnya. Perubahan – perubahan terakhir ini meliputi :

  1. Mengharuskan perusahaan yang mencatatkan sahamnya untuk membuat laporan arus kas;
  2. Memperluas jumlah anak perusahaan yang dikonsolidasikan berdasarkan kendali yang dimiliki dan bukan persentase kepemilikan;
  3. Memperluas jumlah perusahaan afiliasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas berdasarkan pengaruh signifikan dan bukan pada persentase kepemilikan
  4. Menilai investasi dalam surat berharga sebesar harga pasar dan bukan harga perolehan;
  5. Provisi penuh atas kewajiban tangguhan; dan (6) akrual penuh atas pension dan kewajiban pensiun lainnya. Akuntansi di Jepang sedang dibentuk ulang agar sesuai dengan IFRS.

AMERIKA SERIKAT

Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh badan sector swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan, atau Fincancial Accounting Standard Board-FASB), tetapi sebuah lembaga pemerintah (Komisi Pengawas Pasar Modal atau Securities Exchange Commission-SEC) juga Laporan keuangan tahunan yang semestinya dibuat oleh sebuah perusahaan AS yang besar meliputi komponen berikut ini:

  1. Laporan manajemen
  2. Laporan auditor independent
  3. Laporan keuangan utama (laporan laba rugi, necara, laporan arus kas, laporan laba komprehensif, dan laporan ekuitas pemegang saham)
  4. Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
  5. Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan
  6.  Catatan atas laporan keuangan
  7. Perbandingan data keuangan tertentu selama 5 atau 10 tahun
  8. Data kuartal

 

Persamaan dan Perbedaan Sistem Akuntansi Di Negara-Negara Maju

Dalam Sistem perpajakan

Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.

Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan

Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.

Pendidikan dan riset akuntansi

Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.

Aturan-aturan akuntansi

Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yangtelah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat. Sementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

  1. Sistem hukum,
  2. Pemilik dana,
  3. Pengaruh system perpajakan
  4. Kemantapan profesi akuntan.
  5. Inflasi,
  6. Teori akuntansi
  7. Accidents of history

Sistem hukum

Peraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.

Sumber pendanaan

Berdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).

Sistem perpajakan

Sejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan-aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.

Profesi akuntan

Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut. Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan. Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.

 

Sumber :

http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011/03/istilah-standar-akuntansi-penentuan.html

http://diantrioktaviany.blogspot.com/2011/04/perbedaan-praktek-akuntansi-dengan.html

http://iren-tugassoftskill.blogspot.com/2011/03/sistem-akuntansi-negara-negara-maju.html

http://tikanurmalasari.blogspot.com/2011/04/perbedaan-dan-persamaan-akuntansi-di.html

Tugas II. Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional

II. Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional

  1. Mengidentifikasi dan menjelaskan faktor mempengaruhi perkembangan dunia akuntansi.
  2. Mengetahui pendekaan perkembangan akuntansi dalam ekonomu yang berorientasi pasar.
  3. Mengidentifikasi Negara yang dominan dalam perkembangan praktek akuntansi.
  4. Memiliki pengetahuan dasar klasifikasi akuntansi dan bias membandingkannya.
  5. Menjelaskan perbedaan antara penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum dan Negara mana yang dominan penerapannya.
  6. Mengetahui isu penting perbedaan antara penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum

Ada 8 (delapan) Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional:

1. Sumber pendanaan

Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan, dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.

2. Sistem Hukum

Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.

3. Perpajakan

Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi

5. Inflasi

Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi

Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.

7. Tingkat Pendidikan

Standard praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

8. Budaya

Empat dimensi budaya nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian, maskulinitas.

Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi yang Berorientasi Pasar

Empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar :

1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi

Berdasarkan pendekatan ini, praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional. Contohnya negara Swedia.

2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi

Pada pendekatan ini, akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Contohnya negara Belanda.

3. Berdasarkan pendekatan independen

Berdasarkan pendekatan ini, akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Contohnya negara Inggris dan Amerika Serikat.

4. Berdasarkan pendekatan yang seragam

Pada pendekatan ini, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Contohnya adalah negara Perancis.

Negara yang Dominan dalam Perkembangan Praktek Akuntansi

–          Prancis

–          Jepang

–          Amerika Serikat

Dalam perkembangannya negara Prancis dan Jepang masih kurang dominan ketimbang Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan akuntansi Jepang yang dalam perkembangannya saat ini didasarkan pada IFRS yang ada.

Pengetahuan Dasar Klasifikasi Akuntansi dan Biasa Membandingkannya

Dasar Klasifikasi Akuntansi Internasional Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :

1. Pendekatan Deductive

Yaitu mengidentifikasikan faktor lingkungan yang relevan dan mengkaitkan itu dengan praktek akuntansi nasional, pengelompokan internasional atau pola perkembangan yang diajukan.

2. Pendekatan Inductive

Praktek akuntansi individual dianalisa, pola perkembangan atau pengelompokan diidentifikasikan dan di akhir penjelasan dibuat dari sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor lainnya.

Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: Dengan pertimbangan dan secara empiris.

Perbedaan antara Penyajian Wajar dan Kepatuhan Terhadap Hukum dan Negara Mana yang Dominan Penerapannya

Perbedaan penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum mengalami banyak permasahan. Ini menyangkut penyesuaian yang dilakukan terhadap pemberlakuan IFRS sebagai dasar penyajian. Beberapa masalah diantaranya :

  1. Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi.
  2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti) diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
  3. Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja (kepatuhan hukum).

Perbedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi. Akuntansi hukum umum berorientasi pada kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional. Setelah tahun 2005, seluruh perusahaan Eropa yang mencatatkan sahamnya akan menggunakan akuntansi penyajian wajar dalam laporan konsolidasinya karena mereka akan menggunakan IFRS.

Isu Penting Perbedaan Penyajian Wajar dan Ketaatan Terhadap Hukum

Isu penting yang terjadi saat ini adalah tentang pemberlakuan IFRS sebagau dasar penyajian. Sehingga negara-negara yang belum melakukan penyajian wajar melalukan penyesuaian terhadap laporannya.

Sumber :

http://agiewahyuwinata.blogspot.com/2011/03/negara-yang-dominan-dalam-perkembangan.html

http://eriahandaresta.blogspot.com/2011/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html

http://yantisblogg.blogspot.com/2012/04/isu-penting-perbedaan-antara-penyajian.html

http://srilestarimingxiu.blogspot.com/2011/03/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html

I. Pendahuluan

Tugas Akuntansi Internasional

  1. Menjelaskan dan memahami bagaimana akuntansi internasional berbeda dengan akuntansi lainnya.
  2. Menjelaskan dan memahami bagaimana akuntansi internasional menjadi 3 bidang yang luas.
  3. Mengetahui sejarah akuntansi internasional dan tren kebijakan sector keuangan nasional.
  4. Memahami peran akuntansi dalam bidang usaha dan pasar modal global.

Akuntansi internasional berbeda dengan akuntansi lainnya.

  1. Pelaporan untuk MNC/MNE (Multi Nasional Corporation)
  2. Batas Negara
  3. Pelaporan untuk pihak lain di Negara yang berbeda
  4. Perpajakan Internasional
  5. Transaksi Internasional

Akuntansi internasioanal menjadi 3 bidang yang luas.

1. Pengukuran

Dapat memberikan masukan mendalam mengenai probabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangan serta proses mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menghitung aktivitas dan transaksi, memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi.

2. Pengungkapan

Proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna laporan keuangan dan digunakan dalam mengambil keputusan atau proses mengkomunikasikan kepada para pengguna.

3. Auditing

Proses dimana para kalangan professional akuntansi khusus (auditor) melakukan atestasi (pengujian) terhadap keandalan proses penggukuran dan komunikasi.

Sejarah akuntansi internasional

Awalnya akuntansi dimulai dengan system pembukuan berpasangaan )double entry book keeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem ini dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu system pencatatan berganda (duoble entry book keeping) yang diperkenalakan oleh Luca Pacioli (th. 1447).

Luci Pacioli, orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita pada tahun 1494.

Luca memperkenalkan 3(tiga) catatan penting yang harus dilakukan:

  1. Buku Memorandum adalah buku catatan mengenai seluruh informasi transaksi bisnis.
  2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.
  3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system.

Perkembangan system akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di italia utara selama masa akhri abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. Bagi banyak Negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standard an praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan professional.

Trend kebijakan sector keuangan nasional

Pemerintah optimistis ekonomi tahun depan akan lebih baik. Tentu saja ukuran yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai 6,4%, melanjutkan pencapaian 2010. Apalagi, menurut Presiden Yudhoyono dalam pidatonya di Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat ketiga di G-20 setelah China dan India. Bila menggunakan indikator pertumbuhan ekonomi, klaim tersebut tidak salah.

Pertumbuhan ekonomi 2010 yang hingga kuartal ketiga mencapai 5,9% memang lebih tinggi daripada target tahun ini yang sebesar 5,8%. Apalagi indikator keuangan tahun 2010 telah mencetak rekor baru karena Bursa Efek Indonesia mencatat kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) tertinggi di dunia dari 2.575 pada awal tahun, menembus 3.600 pada Desember tahun ini.

Indikator keuangan lainnya, seperti cadangan devisa dan penguatan nilai tukar rupiah juga menunjukkan peningkatan luar biasa. Gelombang hot money telah menggelembungkan cadangan devisa dan mendorong penguatan nilai tukar rupiah sebesar 19%, tertinggi di antara negara-negara Asia.

“Perlu perubahan dalam politik anggaran sehingga APBN tidak sekadar kumpulan alokasi dana untuk menstimulasi laju ekonomi. Namun, juga sebagai alat politik untuk menjaga tingkat kesejahteraan masyarakat dengan melakukan perubahan prioritas.

Sangat mengherankan bila selama 2010 Indonesia justru mengambil arah kebijakan yang berbeda dengan tren kebijakan keuangan negara-negara di dunia. Rupiah yang menguat justru dinilai sebagai kekuatan. Melambungnya IHSG dianggap prestasi, padahal ada ancaman terjadinya financial bubbles. Tren kebijakan sektor keuangan tidak terintegrasi dengan strategi dan kebijakan di sektor perdagangan dan industri. Dengan begitu, tidak ada pertimbangan jelas mengapa nilai tukar harus dikuatkan atau dilemahkan.

Peran akuntansi dalam bidang usaha dan pasar modal global.

Dalam era globalisasi, dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk Akuntansi. Akuntansi memegang peranan penting dalam ekonomi dan sosial karena setiap pengambilan keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Keadaan ini menjadikan akuntansi sebagai suatu profesi yang sangat dibutuhkan keberadaanya dalam lingkungan organisasi bisnis.

Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Bidang-bidang yang dahulu tidak di bayangkan sebagai sektor usaha sekarang menjadi sektor besar. Perkembangan profesi akuntansi terasa lebih meninggi setelah tahun 1985, Bebarengan dengan BEJ. Bunga Bank yang tinggi mendorong orang mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan permodalannya, persaingan antar perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi itu semua para pengelola perusahaan sangat membutuhkan informasi akuntansi dalam rangka pengambilan keputusan.

Akuntansi mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bisnis surat-surat berharga khususnya bisnis saham di pasar modal. Masyarakat Amerika sudah mengenal bisnis tersebut sejak tahun 1900 (Belkaoui, 2007). Dalam bertransaksi, baik para investor maupun calon investor telah menggunakan informasi keuangan perusahaan sebagai salah satu pedoman dalam membuat prediksi-prediksi dan untuk mengambil keputusan bisnis, yaitu investasi dalam surat-surat berharga, khususnya dalam saham. Perkembangan positif yang terjadi terhadap bisnis saham di pasar modal Amerika juga menunjukkan bahwa kebutuhan perusahaan akan modal juga meningkat seirama dengan perkembangan pasar. Perkembangan ini sekaligus menunjukkan bahwa pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara khususnya Amerika pada era tersebut. Di samping itu, juga berarti bahwa kebutuhan dan peran informasi akuntansi menjadi semakin penting.

Sumber :

http://faboulus-gossipgirls.blogspot.com/2012/06/bab-i-pendahuluan.html

http://ayrin-luph-gaza.blogspot.com/2011/03/sejarah-akuntansi-internasional.html

http://mlukmanhadi.blogspot.com/2011/03/peran-akuntansi-dalam-pasar-modal.html

http://eriahandaresta.blogspot.com/2011/03/akuntansi-internasional-minggu-1.html

Nama : Christiana

Kelas : 4EB13

NPM : 20209403

Tugas Tambahan Ke-6

1. Apakah menurut anda MKD DKI Jakarta telah mengambil keputusan yang tepat dan adil ?

Jawab :

Menurut saya MKD Dki telah mengambil keputusan yang tepat, karena Todung Mulya Lubis dinilai telah melakukan pelanggaran berat, yaitu melanggar larangan konflik kepentingan dan lebih mengedepankan materi dalam menjalankan profesi dibanding dengan penegakan hukum, kebenaran, dan keadilan.

 

2. Apakah menurut anda reaksi Todung Mulya Lubis di media massa dalam menanggapi keputusan ajelis adalah wajar dan dapat dibenarkan ?

Jawab :

Menurut saya itu adalah hal yang wajar untuk mengutarakan pendapat yang sesuai dengan keadaan yang ada. Tetapi  dalam hal ini tidak dapat dibenarkan karena bertentangan dengan fakta-fakta yang ada.

 

3. Bagaimana pendapat anda atas pernyataan Todung yang merasa bahwa dirinya tidak melanggar kode etik advokad?

Jawab :

Menurut saya pernyataan Todung Mulya Lubis tidak beralasan, karena Majelis Kehormatan menilai todung melanggar pasal4j dan pasal 3b kode etik advokad Indonesia.

 

 

Jelaskan Pendapat anda apakah kejadian-kejadian berikut ini melanggar kode etik atau tidak!

a. Ketua BPK RI, sebagaimana dikutip media massa, beberapa kali mengatakan bahwa KAP mengeluarkan laporan yang tidak bias dipercaya alias “tukang rekayasa.”

Melanggar kode etik, karena sebagai KAP seharusnya menjaga kerahasian dan kepercayaan kliennya.

 

b. Sebuah KAP didepan kantornya memasang papan nama berukuran 5 x 5 m.

Tidak melanggar kode etik, karena untuk semua orang mengetahui kantor KAP.

 

 

c. Sebuah KAP memasang iklan dalam rangka ulang tahunnya yang antara lain menyebutkan KAP tersebut adalah “The Best Public Accounting Firms During 50 Years” dan mengundang perusahaan-perusahaan yang berminat untuk mengikuti seminar sehari gratis yang diadakan KAP tersebut disebuah hotel bintang 5.

Tidak melanggar kode etik, Karena itu hal yang wajar. Malahan banyak orang yang berminat untuk mengetahui bagaimana KAP itu.

 

d. Dalam rangka memperoleh klien, sebuah KAP mengadakan kerja sama dengan sebuah bank pemerintah, salah satu pointnya akan memberikan komisi 25% untuk setiap klien yang diberikan pihak bank.

Tidak melanggar kode etik, ini merupakan hal yang wajar untuk mengadakan kerja sama dan memberikan komisi karena sama-sama menguntungkan bagi dua bela pihak dan tidak melanggar batasan dari masing-masing pihak.

 

 

e. Untuk mencari klien, sebuah KAP menggunakan agen pemasaran atas dasar commission fee. Selain itu, melakukan door-to-door activities, yaitu memasukkan surat penawaran jasa audit KAP-nya ke kantor-kantor di jalan Sudirman dan Thamrin.

Tidak melanggar kode etik, karena ini bertujuan untuk mencari klien.

 

 

f. KAP XYZ mengaudit PT ABC untuk tahun buku 2005. Untuk periode yang sama, KAP XYZ diminta memberi jasa konsultasi pajak.

Tidak melanggar kode etik, karena jika KAP XYZ bias untuk mengerjakannya dan menjaga rahasia.

 

g. Partner KAP membeli kendaraan disebuah show room yang menjadi kliennya dan memperoleh diskon 30%.

Melanggar kode etik, Karena dengan kejadian seperti ini takutnya memancing KAP yang gampang diberikan suatu hadiah. Karena diskon 30% lumayan besar.

Isu Etika Signifikan dalam dunia bisnis dan profesi

1.      Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.

Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.

Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari kedudukannya dalam perusahaan. Apabila situasi semacam itu muncul, atau apabila individu tidak yakin apakah suatu situasi merupakan benturan kepentingan, ia harus segera melaporkan hal-hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas kepatuhan perusahaan. Apabila manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa situasi tersebut menimbulkan benturan kepentingan, mereka harus segera melaporkan benturan kepentingan tersebut kepada komite pemeriksa.

Terdapat 8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut:

  1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor)..
  2. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
  3. Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
  4. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan keluarga
  5. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut
  6. Segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
  7. Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan
  8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan insider trading atas perusahaan yang telah go public yang merugikan pihak lain.

2.      Etika dalam Tempat Kerja

Etika bisnis sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, serta untuk memberi citra positif pada perusahaan tempat Anda bekerja. Meski ada sekelompok orang yang lebih mementingkan ketrampilan teknis dan kecerdasan, namun sekarang makin banyak perusahaan yang lebih memilih karyawan yang mampu bertata krama dengan sejawat, terlebih pada klien. Seperti kata John Rockefeller (industriawan terkemuka Amerika di era-1870-an, pendiri cikal bakal Exxon Mobile), “Kamampuan bertata krama terhadap orang lain akan saya nilai lebih tinggi daripada kemampuan-kemampuan lain”.

Sikap baik menurut suatu tata krama bukan berarti bersikap sebagai seorang yang tahu segalanya atau mengoreksi kesalahan orang lain. namun suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan memperlakukan mereka dengan sopan dan baik.

3.      Aktivitas Bisnis Internasional-Masalah Budaya

Bagaimana cara dan perilaku manusia melakukan sesuatu serta bagaimana suatu kelompok individu membentuk kebiasaan. Kepemimpinan berperan sebagai motor yang harus mampu mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif di lingkungan organisasi. Maka dengan demikian, masalah budaya perusahaan bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan sekolompok individu melainkan juga bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan pekerjaan tersebut.

Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan sesuatu.

Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu. Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri.

Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya prilaku. Dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya prilaku yang tidak etis.

4.      Akuntabilitas Sosial

Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :

  1. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan
  2. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
  3. Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan. Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian.

5. Manajemen Krisis

Krisis dapat diartikan sebagai suatu waktu yang tidak stabil atau pernyataan tentang suatu pekerjaan dimana suatu perubahan yang sangat menentukan menjadi tertunda. Krisis manajemen sebaiknya meliputi seni memindahkan resiko dan ketidakpastian dalam rangka untuk mencapai pengendalian yang lebih (melebihi tujuan dasar). Dasar fundamental manajemen krisis adalah memahami empat fase krisis yaitu:

  1. Warnig (peringatan) pre krisis; deteksi
  2. Acute :

–          beberapa keurgain atau kerusakan telah terjadi, berapa banyak tambahan kerusakan yang mungkin terjadi tergantuk kepada kita

–          mencoba untuk kendalikan krisis

–          jika tidak bisa, cobalah untuk mempengaruhi dimana, kapan dan bagaimana krisis tersebut akan terjadi

  1. Chronic :

–          clean up dan recovery

–          post mortem; self analysis

–          rencana krisis manajemen selanjutnya

–          dapat tetap hidup/ bertahan

  1. Resolution (penyelesaian) : Ketika keadaan telah membaik dan telah utuh kembali

Sumber:

http://awhiemn-wontibinangkari.blogspot.com/2011/10/accounting-ueminci.html

http://2512natal.blogspot.com/2012/10/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html

http://juliusdennypolii.blogspot.com/2007/09/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html

http://disfianoni.blogspot.com/2011/01/akuntabilitas-sosial.html

Tanggung Jawab Akuntan Keuangan dan Akuntan Manajemen

Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak external. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk:

  1. Menyusun laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun pihak external perusahaan dalam pengambilan keputusan.
  2. Membuat laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.

Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasidan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi control. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen, yaitu:

  1. Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
  2. Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
  3. Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang diharapkan.
  4. Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.
  5. Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

 

Sumber:

http://estigisella.blogspot.com/2012/01/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan.html

« Older entries