Archive for Mei, 2013

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. HERO SUPERMARKET Tbk

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. HERO SUPERMARKET Tbk

ABSTRAK

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisis mengenai aliran dana yang memperbesar dan memperkecil modal kerja. Aliran dana yang memperbesar modal kerja disebut sumber-sumber modal kerja yang terdiri dari: berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal dan adanya keuntungan dari operasi perusahaan, sedangkan aliran dana yang memperkecil modal kerja disebut penggunaan modal kerja yang terdiri dari: bertambahnya aktiva tetap, berkurangnya hutang jangka panjang, berkurangnya modal, pembayaran deviden tunai dan adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Maksud utama dari analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaimana modal kerja tersebut digunakan dan dibelanjai. Penulisan analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Hero Supermarket Tbk maka dapat diketahui kenaikan dan penurunan modal kerja PT. Hero Supermarket Tbk pada tahun 2009 – 2011.

PENDAHULUAN

Modal kerja adalah salah satu faktor yang sangat penting artinya bagi perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Analisis laporan keuangan sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang dari mana sumber-sumber dan penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang dengan pesat di Indonesia maka tidak sedikit perusahaan yang berhasil mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga dapat berkembang lebih maju tapi tidak sedikit pula perusahaan yang hidupnya tidak bisa berlangsung lama. Untuk memajukan usahanya perusahaan tersebut mempunyai tujuan pokok yaitu memperoleh laba yang semaksimal mungkin sehingga kegiatan usahanya tidak terlepas dari penggunaan modal kerja yang optimal.

Setiap perusahaan menginginkan hasil penjualan produksinya meningkat sehingga modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan akan kembali dalam jangka waktu yang pendek dan dengan laba yang optimum. Maka kebutuhan modal kerja harus dapat diperhitungkan dengan tepat waktu oleh seorang manajer, supaya jangan sampai berlebihan dan kekurangan, karena apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.

Dalam hal ini perubahan posisi modal kerja perlu mendapatkan perhatian dalam membuat analisis tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, sumber-sumber dan penggunaan modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam mempertimbangkan kemungkinan yang dapat dicapai pada waktu yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Modal Kerja

Pada dasarnya modal kerja atau working capital merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan. Setiap manajer harus merencanakan beberapa besar aktiva lancar yang harus dimiliki perusahaan setiap bulan bahkan tahun dan darimana aktiva lancar tersebut harus dibiayai. Oleh karena itu manajer selalu mengelola modal kerja perusahaan agar operasional perusahaan lebih optimal dan efisien.

Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010 : 112) “Modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai. Adapun modal kerja itu dapat diperoleh dari modal sendiri ataupun dari pinjaman bank”.

Menurut D. Agus Harjito dan Martono (2011 : 74) “ Modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari.”

Menurut Kasmir (2011 : 249) “ Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.”

Menurut Bambang Riyanto (2008 : 351) “ Modal Kerja atau Gross Working Capital adalah Kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar.”

Menurut Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri (2002 : 35) “ Modal Kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.

Konsep Modal Kerja

Seperti yang dikutip dalam Bambang Riyanto ada tiga konsep modal kerja yaitu:

1. Modal Kerja Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar, sehingga disebut modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka pendeknya. Misal: kas, efek, piutang, persediaan.

2. Modal Kerja Kualitatif

Modal kerja dalam konsep ini adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan.

3. Modal Kerja Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan perusahaan dalam mencapai laba. Misal: kas, piutang dagang, persediaan barang dagang, penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung, sedangkan efek baru menjadi modal kerja jika sudah terjual.

Ada 2 konsep secara umum modal kerja Menurut Kasmir (2011 : 251), yaitu :

1. Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital)

Adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.

2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Adalah seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar.

Jenis Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja perusahaan ditentukan oleh aktivitas produksi dan kapasitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila kapasitas produksi berubah maka modal kerja yang dibutuhkan juga mengalami perubahan. Menurut AW Taylor modal kerja dibedakan menjadi:

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen dibedakan menjadi:

2. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar dapat terus beroperasi.

3. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal.

4. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Adalah modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari:

5. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)

Modal kerja yang berubah sesuai perubahan musim atau permintaan. Misalnya permintaan yang besar pada waktu hari raya.

6. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)

Modal kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtur. Jumlah modal kerja berubah-ubah sesuai kondisi perekonomian.

7. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)

Modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Modal Kerja

Menurut Kasmir (2011 : 254) modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja, yaitu;

1. Jenis Perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa. Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.

2. Syarat Kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit.

3. Waktu Produksi

Jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama makin waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

4. Tingkat Perputaraan Persediaan

Tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.

Sumber-Sumber Modal Kerja

Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang merupakan sumber modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan bertambah. Unsur-unsur tersebut meliputi :

1. Berkurangnya aktiva tetap

Berkurangnya aktiva tetap kemungkinan karena dijual atau karena depresiasi. Penjualan aktiva tetap akan menambah uang kas, sehingga akan menambah modal kerja. Demikian pula depresiasi aktiva tetap. Depresiasi ini merupakan aliran kas masuk yang akan menambah modal kerja perusahaan.

2. Bertambahnya hutang jangka panjang

Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. Jika kas bertambah, maka modal kerja akan bertambah.

3. Bertambahnya modal sendiri

Jika perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), modal sendiri dapat berupa saham biasa, saham preferen, cadangan-cadangan dan laba ditahan. Perusahaan yang menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan mendapatkan uang kas sebagai sumber modal kerja.

4. Bertambahnya keuntungan dari operasi perusahaan

Keuntungan (laba) yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber modal kerja karena keuntungan tersebut akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada kenaikan laba ditahan maka didalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan sumber modal kerja.

Penggunaan Modal Kerja

Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang merupakan penggunaan modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan berkurang. Unsur-unsur tersebut meliputi :

1. Bertambahnya aktiva tetap

Aktiva tetap yang bertambah dapat disebabkan karena ada pembelian. Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas, sehingga bertambahnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai penggunaan modal kerja.

2. Berkurangnya hutang jangka panjang

Apabila perusahaan membeli kembali obligasi yang telah jatuh tempo atau melunasi hutang jangka panjangnya, maka uang kas perusahaan akan berkurang. Berkurangnya hutang jangka panjang dalam hal,ini merupakan penggunaan modal kerja.

3. Berkurangnya modal sendiri

Seperti obligasi perusahaan membeli kembali saham biasa atau saham preferen maka diperlukan sejumlah kas. Oleh karena itu saham yang berkurang berarti modal sendiri perusahaan berkurang. Berkurangnya modal sendiri tersebut memerlukan kas yang merupakan penggunaan modal kerja.

4. Adanya pembayaran deviden kas

Deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham dapat berupa saham, properti maupun kas. Deviden yang dibayarkan dalam bentuk kas akan mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu deviden kas ini merupakan penggunaan modal kerja.

5. Adanya kerugian

Kerugian yang diderita perusahaan akibat dari biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima Kerugian ini harus ditutupi dengan kas oleh perusahaan. Oleh karena itu kas yang digunakan untuk menutup kerugian tersebut merupakan penggunaan modal kerja.

Penyajian Laporan Modal Kerja

Untuk menyajikan laporan sumber dan penggunaan modal ini, langkah yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut.

  1. Mendapatkan laporan keuangan Neraca dan laba/rugi untuk dua periode. Untuk laba/rugi dapat digunakan satu periode;
  2. Kedua laporan ini dibandingkan dan dihitung  perubahannya, naik turunnya. Biasanya dibuat dalam kertas kerja;
  3. Transaksi debit (penurunan utang, modal, dan kenaikan aset yang tidak lancar) merupakan data untuk menunjukkan pos penggunaan dana dan Transaksi kredit (penggunaan aset tidak lancar, kenaikan utang jangka panjang, dan kenaikan modal), merupakan data untuk menyusun penggunaan dana
  4. Dalam menyajikan laporan ini biasanya di bawah disajikan juga komposisi modal kerjanya yang merupakan perubahan keseluruhan pos aktiva dan utang lancar. Kenaikan dan penurunannya akan sama dengan kenaikan dan penurunan dana baik dalam arti kas maupun dalam arti modal kerja.

Berikut bentuk tabel laporan perubahan modal kerja dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja :

Tabel 2.1

Laporan Perubahan Modal Kerja

31 Desember 2009-2011

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan                                                 2009     2010     2011             Perubahan

Debit   Kredit

Aktiva Lancar

Kas                                                                   XXX    XXX    XXX

Piutang                                                             XXX    XXX    XXX

Persediaan                                                        XXX    XXX    XXX

Jumlah Aktiva Lancar                                      XXX    XXX    XXX

Hutang Lancar

Hutang Dagang                                                XXX    XXX    XXX

Hutang Perniagaan                                           XXX    XXX    XXX

Jumlah Hutang Lancar                                     XXX    XXX    XXX

Modal Kerja                                                     XXX    XXX    XXX

Bertambahnya/berkurangnya Modal Kerja                                         XXX    XXX

XXX     XXX

Tabel  2.2

Laporan Sumber-Sumber dan penggunaan Modal Kerja

31 Desember 2009-2011

(dalam jutaan rupiah)

Sumber-sumber

                 Penggunaan
Dana berasal dari operasi

Keuntungan

(-) Aktiva Tetap

(+) Hutang Tetap

(+) ModalCash deviden

(+) Aktiva Tetap

(-) Hutang Jangka Panjang

(-) Modal

Adanya Kerugian Operasi

Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis mengambil objek dari

Perusahaan      : PT. HERO SUPERMARKET Tbk

Alamat                        : Jl. Gatot Subroto Kav. 177A, Jakarta Selatan

Alat Analisis Yang Digunakan

Analisis data penulisan ilmiah ini menggunakan analisis neraca yang diperbandingkan dala 2 periode, dan memilahya menjadi sumber dan penggunaan modal kerja.

PEMBAHASAN

SUMBER

PENGGUNAAN

2009/2010

Piutang lain-lain pihak ketiga

2,254

Aktiva tetap

163,419

Biaya dibayar dimuka

17,587

Aktiva lain-lain

37,947

Goodwill

3,935

Kewajiban imbalan kerja

47,289

Aktiva pajak tangguhan

20,548

Penghasilan Tangguhan

3,217

Saldo laba yang dicadangkan

5,000

Saldo laba yg belum dicadangkan

216,909

Kenaikan Modal Kerja

20,795

TOTAL

269,450

TOTAL

269,450

2010/2011

Piutang lain-lain pihak ketiga

2,865

Aktiva tetap

69,798

Aktiva pajak tangguhan

7,445

Aktiva lain-lain

73,264

Penghasilan Tangguhan

2,392

Biaya dibayar dimuka

142,223

Kewajiban Diestimasi

1,306

Kewajiban imblan kerja

18,549

Saldo laba yg belum dicadangkan

273,586

Penurunan Modal Kerja

16,240

TOTAL

303,834

TOTAL

303,834

Dari hasil analisis diatas dapat digabungkan menjadi satu tabel analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Untuk menyesuaikan antara sumber dan penggunaan modal kerja pada tahun 2009 s/d 2011, sebagai berikut :

  • 2009/2010

Kenaikan modal kerja sebesar Rp 20,795 diakumulasi dengan penggunaan modal kerja sebesar Rp 248,655 sehingga sesuai dengan sisi sumber modal kerja sebesar Rp 269,450

  • 2010/2011

Penurunan modal kerja sebesar Rp 16,240 diakumulasi dengan sumber modal kerja sebesar Rp 287,594 sehingga sesuai dengan sisi penggunaan modal kerja sebesar Rp 303,834.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Hasil analisis terhadap neraca perbandingan yaitu :

Sumber modal kerja

  • 2009/2010

Sumber modal kerja akibat adanya aktiva tidak lancar berkurang sebesar Rp 44,324 yang berasal dari piutang lain-lain, biaya dibayar dimuka, goodwill dan aktiva pajak tangguhan, sedangkan bertambahnya kewajiban tidak lancar dan ekuitas sebesar Rp 225,126 yang berasal dari penghasilan tangguhan, saldo laba yang dicadangkan dan saldo laba yang belum dicadangkan. Jadi, total sumber modal kerja sebesar Rp 269,450.

  • 2010/2011

Sumber modal kerja akibat adanya aktiva tidak lancar  berkurang sebesar Rp 10,310 yang berasal dari piutang lain-lain dan aktiva pajak tangguhan, sedangkan bertambahnya kewajiban tidak lancar dan ekuitas sebesar  Rp 277,284 yang berasal dari penghasilan tangguhan, kewajiban diestimasi dan saldo laba yang belum dicadangkan. Jadi, total sumber modal kerja sebesar Rp 287,594

Penggunaan modal kerja

  • 2009/2010

Penggunaan modal kerja akibat adanya kenaikan aktiva tetap dan aktiva lain-lain sebesar Rp 163,419 dan Rp 37,947 , serta diakibatkan oleh penurunan kewajiban imbalan sebesar Rp 47,289.

  • 2010/2011

Penggunaan modal kerja akibat adanya kenaikan aktiva tetap sebesar Rp 69,789, aktiva lain-lain Rp 73,264 dan biaya dibayar dimuka Rp 142,223, serta diakibatkan oleh penurunan kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 18,549.

Saran

Dengan demikian berdasarkan kesimpulan yang didapat maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada pihak perusahaan bahwa kendala yang timbul akibat adanya penurunan modal kerja merupakan suatu hal yang wajar terjadi dalam setiap perusahaan. Namun apabila hal tersebut dibiarkan, akan berakibat terhadap penurunan kinerja perusahaan seperti, tidak bisa memperluas penjualan dan meningkatkan produksi maka akan menghambat kegiatan perusahaan. Agar kegiatan tetap berjalan dengan lancar, pihak manajemen harus melakukan tindakan-tindakan antisipasi untuk menghindari kendala-kendala yang mungkin timbul. Untuk mengantisipasi penurunan modal kerja ditahun yang mendatang, diperlukan penjualan aktiva tetap, menambah modal, dan meningkatkan penjualan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bambang Riyanto, 2008, Dasar- dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta

Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri, 2002, Manajemen Keuangan Edisi 4, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta

Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, PT. RajaGrafindo, Jakarta

Martono dan D. Agus Harjito, 2011, Manajemen Keuangan Edisi 2, Ekonisia, Yogyakarta

Sri Dwi Ari Ambarwati, 2010, Manajemen Keuangan Lanjut, Graha Ilmu,Yogyakarta

http://scribd.com/doc/43458718/profil-PT-Hero-Supermarket-Tbk

 

Tugas Ke 7 dan 8

HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Memahami perbedaan harmonisasi dan standarisasi yang berlaku dalam standar akuntansi

Harmonisasi

  • Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam
  • Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
  • Tetapi mengakomodasi beberap perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
  • Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka

Standarisasi

  • Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit
  • Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
  • Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
  • Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional

Menjelaskan pro dan kontra harmonisasi standar akuntansi internasional

Internasionalisasi standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang dimilikinya.

Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap kedaulatan nasional.

Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.

Memahami arti rekonsiliasi dan pengakuan bersama atau timbal balik terhadap perbedaan standar akuntansi

1. Rekonsiliasi

Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.

2. Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)

Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.

Mengidentifikasi organisasi yang mempromosikan harmonisasi dan memiliki peran penting dalam penetapan standar akuntansi internasional

Enam organisasi telah menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional:

  • Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
  • Komini Uni Eropa (EU)
  • Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
  • Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
  • Kelompok Kerja Ahli Antarpemerintah Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan, bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam perdagangan dan Pembangunan
  • Kelompok kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi kerja sama dan Pembangunan Ekonomi.

Forum Internasional Pengembangan Akuntansi (IFAD) mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1999. tujuan utamanya adalah untuk membangun kapasitas akuntansi dan audit di negara-negara berkembang. Yang juga penting adalah Federasi Internasional Bursa Efek (FIBV), organisasi perdagangan untuk pasar surat berharga dan derivatif yang teratur diseluruh dunia. FIBV mendorong perkembangan usaha profesional pasar keuangan. Tujuan FIBV adalah untuk menetapakan standar harmonisasi untuk proses usaha (termasuk pelaporan keuangan dan pengungkapan) dalam perdagangan surat berharga lintas batas, termasuk penawaran publik lintas batas.

BADAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL

Tujuan IASB adalah:

  • Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipamahi dan dapat diterapkan yang mewajibkan infromasi yang berkualitas tinggi, transaparan, dan dapat dibandingkan dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan lainnya untuk membantu para partisipan dalam pasar modal dunia dan pengguna lainnya dalam membuat keputusan ekonomi.
  • Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-stnadar tersebut yang ketat
  • Untuk membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan Standar Pelaporan Keuangan Internasional ke arah solusi berkualitas tinggi.

Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO

IASB telah berupaya untuk mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh badan pengatur surat berharga diseluruh dunia. IASC mengadopsi suatu rencana kerja untuk menghasilakn satu set inti standar berkualitas tinggi yang komprehensif.

Struktur IASB yang baru

Pada bulan November 1999 dewan IASC secara bulat menyetujui suatu resolusi yang mendukung usulan struktur baru yang intinnya adalah:

  • IASC akan didirikan sebagai sebuah organisasi independen
  • Organisasi tersebut akan terdiri dari dua badan utama, Perwakilan dan Dewan, serta Komite Interprestasi Tetap dan Dewan Penasihat Standar
  • Perwakilan akan menunjuk anggota dewan, melakukan pengawasan dan mengumpulkan dana yang diperlukan, sedangkan dewan memiliki tanggungjawab untuk penentuan standar akuntansi

IASB yang direstrukturisasi tersebut bertemu untuk pertamakalinya pada bulan April 2001. IASB telah direorganisasi, akan mencakup badan berikut:

1. Badan Wali. IASB memiliki 19 wali

  • 6 dari Amerika Utara
  • 6 dari Eropa
  • 4 dari Wilayah Asia/Pasifik
  • 3 dari wilayah lain

2. Dewan IASB

Dewan menetapkan dan memperbaiki standar akuntansi keuangan dan pelaporan usaha. Dewan terdiri dari 14 orang anggota yang ditunjuk oleh Badan Wali untuk memberikan kombinasi terbaik yang ada dari keahlian teknik dan latar belakang pengalaman bisnis internasional dan kondisi pasar yang relevan.

3. Dewan Penasihat Standar

Dewan Penasihat Standar ditunjuk oleh perwakilan, terdiri dari: 30 atau lebih anggota yang memiliki latar belakang geografis dan profesional yang berbeda, yang ditunjuk untuk masa tiga tahun yang dapat diperbaharui.

4. Komite Interprestasi Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC)

IFRIC terdiri dari 12 anggota yang diangkat oleh perwalian. IFRIC menginterprestasikan penerapan standar akuntansi internasional dan standar pelaporan keuangan internasional dalam konteks kerangka dasar IASB, menerbitkan rancangan interprestasi dan mengevaluasi komentar atasnya dan memperoleh persetujuan dewan untuk interprestasi akhir. Penerapan standar Internasional Standar akuntansi internasional digunakan seagai hasil dari

  • Perjanjian internasional atau politis
  • Kepatuhan secara sukarela
  • Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi nasional

Semakin banyak jumlah perusahaan yang memutuskan bahwa untuk kepentingan terbaik perusahaan untuk menggunakan IFRS meskipun tidak diwajibkan. Banyak negara saat ini telah memperbolehkan perusahaan untuk mendasarkan laporan keuangan mereka pada IFRS dan beberapa negara mengharuskannya.

Apabila standar akuntansi diterapakan melalui prosedur politik, hukum atau aturan, umumnya aturan wajib yang mendorong proses ini. Pihak-pihak yang berkepentingan menentukan apa saja aturannya dan bagaimana aturan ini harus diimplementasikan.

Usaha-usaha standar internasional lain dalam bidang akuntansi pada dasarnya dilakukan secara sukarela. Standar-standar itu akan diteima atau tidak tergantung pada orang-orang yang menggunakan standar-standar akuntansi. Saat standar internasional dan standar nasional tidak sama, tidak akan jadi masalah, tetapi ketika kedua standar tersebut berbeda, standar nasioanl harus jadi rujukan pertama.

Mendeskripsikan pendekatan baru Uni Eropa dan mengkaitkannya dengan integrasi pasar keuangan Eropa

Komisi mengumumkan bahwa EU perlu untuk bergeraksecara tepat dengan maksud untuk memberikan sinyal yang jelas bahwa perusahaan yang sedang berupaya untuk melakukan pencatatan di AS dan pasar dunia lainnya akan tetap dapat bertahan dalam kerangka dasar akuntansi EU. EC juga menekankan agar EU memperkuat kommimenya terhadap proses penentuan standar internasional, yang menawarkan solusi paling efisien dan cepat untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang beroperasi dalam skala internasional.

Pada tahun 2000, EC mengadopsi strategi pelaporan keuangan yang baru. Hal yang menarik dari strategi ini adalah usulan aturan bahwa seluruh perusahaan EU yang tercata dalam pasar teregulasi, termasuk bank, perusahaan asuransi dan SME (perusahaan berukuran kecil dan menengah), menyusu akun-akun konsolodalis sesuai dengan IFRS

Sumber :

http://azivaziv.wordpress.com/2012/09/28/harmonisasi-akuntansi-internasional/

http://0wi3.wordpress.com/2012/05/18/harmonisasi-akuntansi-internasional/

 

 

Analisis Laporan Keuangan Internasional

 

Memahami kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional dan strategi dasar untuk pengumpulan informasi

Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.

Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional:

a. Ketersediaan informasi

Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan internasional.

b. Rekomendasi untuk melakukan analisis

Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industry dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di Negara-negara pasar berkembang.

 

Menjelaskan langkah-langkah analisis akuntansi

Tujuan analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi kebujakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lungkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen mereka.

Langkah-langah dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:

a. Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama

b. Analisislah fleksibilitas akuntansi

c. Evaluasilah strategi akuntansi

d. Evaluasilah kualitas pengungkapan

e. Indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah

f. Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi

 

Memahami pengaruh analisis akuntansi terhadap akuntansi antar Negara dan kesulitannya dalam memperoleh informasi yang diperlukan

Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibiltas akuntansi suatu perusahaan. Berpengaruh pada kualitas  pengukuran akuntansi, dan audit yang sangat dramatis.

Dalam memperoleh data Akuntansi Internasional terdapat beberapa kesulitan, antara lain :

a. Penyesuaian depresiasi

Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.

b. Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO

Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO

c. Cadangan

Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.d. Reformulasi Laporan Keuangan

Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada point-point tsb di atas.

 

Mengenali mekanisme untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi antar Negara

Perbedaan antar negara dengan kualitas pengukuran akuntansi, pengungkapan dan audit sangat dramatis. Karakteristik nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan aturan, dan ruang lingkup diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.

Beberapa pendekatan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan untuk mengatasi perbedaan prinsip akuntansi lintas negara. Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara Internasional, atau sesuai dengan dasar sekelompok prinsip yang diakui secara internasional, atau sesuai dengan dasar yang lenih umum. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasai di negara-negara tersebut.

 

Memahami kesulitan dan kelemahan dalam laporan keuangan internasional

a. Akses informasi

Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.

b. Ketepatan waktu informasi

Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.

c. Hambatan bahasa dan terminology.

d. Masalah mata uang asing.

e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.

 

Sumber :

http://andamifardela.wordpress.com/2011/05/

http://febrianirika.blogspot.com/

 

Kegiatan Kursus, Workshop, dan Seminar

KURSUS BREVET A

18 Maret 2013 – 22 Maret 2013

Kampus J2, Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia

kursus brevet

WORKSHOP EXPORT IMPORT MANAGEMENT : LETTER OF CREDIT

18 Agustus 2010

Kampus J2, Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia

IMG_0594

WORKSHOP PERSONAL INCOME TAXES

28 February 2011

Kampus J2, Universitas Gunadarma, Bekasi – Indonesia

IMG_0590

SEMINAR SPIRIT AND MOTIVATION

Depok, 11 November 2009

IMG_0586

SEMINAR MUSCICONOMY

Bekasi, 3 November 2010

Ruang Cinema Universitas Gunadarma Kampus J, Bekasi – Indonesia

 IMG_0584

SEMINAR PASAR MODAL

Bekasi, 20 Desember 2010

Ruang Cinema Universitas Gunadarma Kampus J, Bekasi – Indonesia

IMG_0585

SEMINAR DISEMINASI HASIL PENELITIAN BIDANG ILMU AKUNTANSI

4 Desember 2012

Ruang Teater J16 Kampus Kalimalang, Universitas Gunadarma

IMG_0593