ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. HERO SUPERMARKET Tbk
ABSTRAK
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan analisis mengenai aliran dana yang memperbesar dan memperkecil modal kerja. Aliran dana yang memperbesar modal kerja disebut sumber-sumber modal kerja yang terdiri dari: berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya hutang jangka panjang, bertambahnya modal dan adanya keuntungan dari operasi perusahaan, sedangkan aliran dana yang memperkecil modal kerja disebut penggunaan modal kerja yang terdiri dari: bertambahnya aktiva tetap, berkurangnya hutang jangka panjang, berkurangnya modal, pembayaran deviden tunai dan adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Maksud utama dari analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah untuk mengetahui bagaimana modal kerja tersebut digunakan dan dibelanjai. Penulisan analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Hero Supermarket Tbk maka dapat diketahui kenaikan dan penurunan modal kerja PT. Hero Supermarket Tbk pada tahun 2009 – 2011.
PENDAHULUAN
Modal kerja adalah salah satu faktor yang sangat penting artinya bagi perusahaan dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Analisis laporan keuangan sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang dari mana sumber-sumber dan penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkembang dengan pesat di Indonesia maka tidak sedikit perusahaan yang berhasil mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga dapat berkembang lebih maju tapi tidak sedikit pula perusahaan yang hidupnya tidak bisa berlangsung lama. Untuk memajukan usahanya perusahaan tersebut mempunyai tujuan pokok yaitu memperoleh laba yang semaksimal mungkin sehingga kegiatan usahanya tidak terlepas dari penggunaan modal kerja yang optimal.
Setiap perusahaan menginginkan hasil penjualan produksinya meningkat sehingga modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan akan kembali dalam jangka waktu yang pendek dan dengan laba yang optimum. Maka kebutuhan modal kerja harus dapat diperhitungkan dengan tepat waktu oleh seorang manajer, supaya jangan sampai berlebihan dan kekurangan, karena apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan.
Dalam hal ini perubahan posisi modal kerja perlu mendapatkan perhatian dalam membuat analisis tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan, sumber-sumber dan penggunaan modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam mempertimbangkan kemungkinan yang dapat dicapai pada waktu yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Modal Kerja
Pada dasarnya modal kerja atau working capital merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan. Setiap manajer harus merencanakan beberapa besar aktiva lancar yang harus dimiliki perusahaan setiap bulan bahkan tahun dan darimana aktiva lancar tersebut harus dibiayai. Oleh karena itu manajer selalu mengelola modal kerja perusahaan agar operasional perusahaan lebih optimal dan efisien.
Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010 : 112) “Modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai. Adapun modal kerja itu dapat diperoleh dari modal sendiri ataupun dari pinjaman bank”.
Menurut D. Agus Harjito dan Martono (2011 : 74) “ Modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari.”
Menurut Kasmir (2011 : 249) “ Modal kerja merupakan dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.”
Menurut Bambang Riyanto (2008 : 351) “ Modal Kerja atau Gross Working Capital adalah Kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar.”
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri (2002 : 35) “ Modal Kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.
Konsep Modal Kerja
Seperti yang dikutip dalam Bambang Riyanto ada tiga konsep modal kerja yaitu:
1. Modal Kerja Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar, sehingga disebut modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka pendeknya. Misal: kas, efek, piutang, persediaan.
2. Modal Kerja Kualitatif
Modal kerja dalam konsep ini adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan.
3. Modal Kerja Fungsional
Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan perusahaan dalam mencapai laba. Misal: kas, piutang dagang, persediaan barang dagang, penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung, sedangkan efek baru menjadi modal kerja jika sudah terjual.
Ada 2 konsep secara umum modal kerja Menurut Kasmir (2011 : 251), yaitu :
1. Modal Kerja Kotor (Gross Working Capital)
Adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.
2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Adalah seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar.
Jenis Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja perusahaan ditentukan oleh aktivitas produksi dan kapasitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Apabila kapasitas produksi berubah maka modal kerja yang dibutuhkan juga mengalami perubahan. Menurut AW Taylor modal kerja dibedakan menjadi:
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen dibedakan menjadi:
2. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar dapat terus beroperasi.
3. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal.
4. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Adalah modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari:
5. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang berubah sesuai perubahan musim atau permintaan. Misalnya permintaan yang besar pada waktu hari raya.
6. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtur. Jumlah modal kerja berubah-ubah sesuai kondisi perekonomian.
7. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Modal Kerja
Menurut Kasmir (2011 : 254) modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja, yaitu;
1. Jenis Perusahaan
Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa. Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.
2. Syarat Kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit.
3. Waktu Produksi
Jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama makin waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.
4. Tingkat Perputaraan Persediaan
Tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
Sumber-Sumber Modal Kerja
Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang merupakan sumber modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan bertambah. Unsur-unsur tersebut meliputi :
1. Berkurangnya aktiva tetap
Berkurangnya aktiva tetap kemungkinan karena dijual atau karena depresiasi. Penjualan aktiva tetap akan menambah uang kas, sehingga akan menambah modal kerja. Demikian pula depresiasi aktiva tetap. Depresiasi ini merupakan aliran kas masuk yang akan menambah modal kerja perusahaan.
2. Bertambahnya hutang jangka panjang
Apabila perusahaan menjual obligasi, maka uang kas perusahaan akan bertambah. Jika kas bertambah, maka modal kerja akan bertambah.
3. Bertambahnya modal sendiri
Jika perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), modal sendiri dapat berupa saham biasa, saham preferen, cadangan-cadangan dan laba ditahan. Perusahaan yang menjual sahamnya untuk menambah modal sendiri akan mendapatkan uang kas sebagai sumber modal kerja.
4. Bertambahnya keuntungan dari operasi perusahaan
Keuntungan (laba) yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan merupakan sumber modal kerja karena keuntungan tersebut akan menambah kas. Keuntungan yang menambah kas tersebut adalah keuntungan yang ditahan atau keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan (para pemegang saham). Oleh karena itu, apabila ada kenaikan laba ditahan maka didalamnya terdapat tambahan kas yang merupakan sumber modal kerja.
Penggunaan Modal Kerja
Perubahan unsur-unsur dari laporan neraca dan laporan laba-rugi yang merupakan penggunaan modal kerja menyebabkan modal kerja perusahaan berkurang. Unsur-unsur tersebut meliputi :
1. Bertambahnya aktiva tetap
Aktiva tetap yang bertambah dapat disebabkan karena ada pembelian. Bertambahnya aktiva tetap karena pembelian memerlukan uang kas, sehingga bertambahnya aktiva tetap tersebut merupakan unsur yang memperkecil kas atau sebagai penggunaan modal kerja.
2. Berkurangnya hutang jangka panjang
Apabila perusahaan membeli kembali obligasi yang telah jatuh tempo atau melunasi hutang jangka panjangnya, maka uang kas perusahaan akan berkurang. Berkurangnya hutang jangka panjang dalam hal,ini merupakan penggunaan modal kerja.
3. Berkurangnya modal sendiri
Seperti obligasi perusahaan membeli kembali saham biasa atau saham preferen maka diperlukan sejumlah kas. Oleh karena itu saham yang berkurang berarti modal sendiri perusahaan berkurang. Berkurangnya modal sendiri tersebut memerlukan kas yang merupakan penggunaan modal kerja.
4. Adanya pembayaran deviden kas
Deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham dapat berupa saham, properti maupun kas. Deviden yang dibayarkan dalam bentuk kas akan mengurangi kas perusahaan. Oleh karena itu deviden kas ini merupakan penggunaan modal kerja.
5. Adanya kerugian
Kerugian yang diderita perusahaan akibat dari biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan yang diterima Kerugian ini harus ditutupi dengan kas oleh perusahaan. Oleh karena itu kas yang digunakan untuk menutup kerugian tersebut merupakan penggunaan modal kerja.
Penyajian Laporan Modal Kerja
Untuk menyajikan laporan sumber dan penggunaan modal ini, langkah yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut.
- Mendapatkan laporan keuangan Neraca dan laba/rugi untuk dua periode. Untuk laba/rugi dapat digunakan satu periode;
- Kedua laporan ini dibandingkan dan dihitung perubahannya, naik turunnya. Biasanya dibuat dalam kertas kerja;
- Transaksi debit (penurunan utang, modal, dan kenaikan aset yang tidak lancar) merupakan data untuk menunjukkan pos penggunaan dana dan Transaksi kredit (penggunaan aset tidak lancar, kenaikan utang jangka panjang, dan kenaikan modal), merupakan data untuk menyusun penggunaan dana
- Dalam menyajikan laporan ini biasanya di bawah disajikan juga komposisi modal kerjanya yang merupakan perubahan keseluruhan pos aktiva dan utang lancar. Kenaikan dan penurunannya akan sama dengan kenaikan dan penurunan dana baik dalam arti kas maupun dalam arti modal kerja.
Berikut bentuk tabel laporan perubahan modal kerja dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja :
Tabel 2.1
Laporan Perubahan Modal Kerja
31 Desember 2009-2011
(dalam jutaan rupiah)
|
Tabel 2.2
Laporan Sumber-Sumber dan penggunaan Modal Kerja
31 Desember 2009-2011
(dalam jutaan rupiah)
Sumber-sumber |
Penggunaan |
Dana berasal dari operasi |
Keuntungan
(-) Aktiva Tetap
(+) Hutang Tetap
(+) ModalCash deviden
(+) Aktiva Tetap
(-) Hutang Jangka Panjang
(-) Modal
Adanya Kerugian Operasi
Metode Penelitian
Dalam Penelitian ini penulis mengambil objek dari
Perusahaan : PT. HERO SUPERMARKET Tbk
Alamat : Jl. Gatot Subroto Kav. 177A, Jakarta Selatan
Alat Analisis Yang Digunakan
Analisis data penulisan ilmiah ini menggunakan analisis neraca yang diperbandingkan dala 2 periode, dan memilahya menjadi sumber dan penggunaan modal kerja.
PEMBAHASAN
SUMBER |
PENGGUNAAN |
||
2009/2010 |
|||
Piutang lain-lain pihak ketiga |
2,254 |
Aktiva tetap |
163,419 |
Biaya dibayar dimuka |
17,587 |
Aktiva lain-lain |
37,947 |
Goodwill |
3,935 |
Kewajiban imbalan kerja |
47,289 |
Aktiva pajak tangguhan |
20,548 |
– | |
Penghasilan Tangguhan |
3,217 |
– | |
Saldo laba yang dicadangkan |
5,000 |
– | |
Saldo laba yg belum dicadangkan |
216,909 |
– | |
Kenaikan Modal Kerja |
20,795 |
||
TOTAL |
269,450 |
TOTAL |
269,450 |
2010/2011 |
|||
Piutang lain-lain pihak ketiga |
2,865 |
Aktiva tetap |
69,798 |
Aktiva pajak tangguhan |
7,445 |
Aktiva lain-lain |
73,264 |
Penghasilan Tangguhan |
2,392 |
Biaya dibayar dimuka |
142,223 |
Kewajiban Diestimasi |
1,306 |
Kewajiban imblan kerja |
18,549 |
Saldo laba yg belum dicadangkan |
273,586 |
– | |
Penurunan Modal Kerja |
16,240 |
||
TOTAL |
303,834 |
TOTAL |
303,834 |
Dari hasil analisis diatas dapat digabungkan menjadi satu tabel analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Untuk menyesuaikan antara sumber dan penggunaan modal kerja pada tahun 2009 s/d 2011, sebagai berikut :
- 2009/2010
Kenaikan modal kerja sebesar Rp 20,795 diakumulasi dengan penggunaan modal kerja sebesar Rp 248,655 sehingga sesuai dengan sisi sumber modal kerja sebesar Rp 269,450
- 2010/2011
Penurunan modal kerja sebesar Rp 16,240 diakumulasi dengan sumber modal kerja sebesar Rp 287,594 sehingga sesuai dengan sisi penggunaan modal kerja sebesar Rp 303,834.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Hasil analisis terhadap neraca perbandingan yaitu :
Sumber modal kerja
- 2009/2010
Sumber modal kerja akibat adanya aktiva tidak lancar berkurang sebesar Rp 44,324 yang berasal dari piutang lain-lain, biaya dibayar dimuka, goodwill dan aktiva pajak tangguhan, sedangkan bertambahnya kewajiban tidak lancar dan ekuitas sebesar Rp 225,126 yang berasal dari penghasilan tangguhan, saldo laba yang dicadangkan dan saldo laba yang belum dicadangkan. Jadi, total sumber modal kerja sebesar Rp 269,450.
- 2010/2011
Sumber modal kerja akibat adanya aktiva tidak lancar berkurang sebesar Rp 10,310 yang berasal dari piutang lain-lain dan aktiva pajak tangguhan, sedangkan bertambahnya kewajiban tidak lancar dan ekuitas sebesar Rp 277,284 yang berasal dari penghasilan tangguhan, kewajiban diestimasi dan saldo laba yang belum dicadangkan. Jadi, total sumber modal kerja sebesar Rp 287,594
Penggunaan modal kerja
- 2009/2010
Penggunaan modal kerja akibat adanya kenaikan aktiva tetap dan aktiva lain-lain sebesar Rp 163,419 dan Rp 37,947 , serta diakibatkan oleh penurunan kewajiban imbalan sebesar Rp 47,289.
- 2010/2011
Penggunaan modal kerja akibat adanya kenaikan aktiva tetap sebesar Rp 69,789, aktiva lain-lain Rp 73,264 dan biaya dibayar dimuka Rp 142,223, serta diakibatkan oleh penurunan kewajiban imbalan kerja sebesar Rp 18,549.
Saran
Dengan demikian berdasarkan kesimpulan yang didapat maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada pihak perusahaan bahwa kendala yang timbul akibat adanya penurunan modal kerja merupakan suatu hal yang wajar terjadi dalam setiap perusahaan. Namun apabila hal tersebut dibiarkan, akan berakibat terhadap penurunan kinerja perusahaan seperti, tidak bisa memperluas penjualan dan meningkatkan produksi maka akan menghambat kegiatan perusahaan. Agar kegiatan tetap berjalan dengan lancar, pihak manajemen harus melakukan tindakan-tindakan antisipasi untuk menghindari kendala-kendala yang mungkin timbul. Untuk mengantisipasi penurunan modal kerja ditahun yang mendatang, diperlukan penjualan aktiva tetap, menambah modal, dan meningkatkan penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto, 2008, Dasar- dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta
Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri, 2002, Manajemen Keuangan Edisi 4, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta
Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, PT. RajaGrafindo, Jakarta
Martono dan D. Agus Harjito, 2011, Manajemen Keuangan Edisi 2, Ekonisia, Yogyakarta
Sri Dwi Ari Ambarwati, 2010, Manajemen Keuangan Lanjut, Graha Ilmu,Yogyakarta
http://scribd.com/doc/43458718/profil-PT-Hero-Supermarket-Tbk